PENGGUNAAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Dinas pendidikan kota Surabaya mengintruksikan untuk tahun pelajaran 2014-2015, semua sekolah SD,SMP,SMA dan SMK negeri dan swasta untuk menerapkan kurikulum 2013. Mewadahi dan mereduksi prediksi hambatan dalam implementasi kurikulum 2013 dilakukan pendampingan dan pelatihan untuk guru kelas 2 dan guru kelas 5, diharapkan nanti ditahun ajaran bapak dan ibu guru kelas 2 mengajar di kelas 1 sedang bapak dan ibu guru kelas 5 mengajar kelas 4. Seluruh wilayah UPTD BPS Surabaya sejak bulan Maret 2014 hingga bulan Juni 2014 mempersiapkan implementasi kurikulum 2013 melaksanakan dan mendampingi pelatihan guru-gurunya, berkolaborasi dengan Tim Next Edu Surabaya.Kurikulum 2013 memiliki kekhususan yang menjadi penanda dan pembeda dari kurikulum sebelumnya yaitu :
•Terdapat pengurangan jumlah MATA PELAJARAN dari SD – SMA.
•SD, model kurikulumnya
TEMATIK TERPADU pada semua MATA PELAJARAN.
•SMP, model kurikulumnya
TEMATIK TERPADU pada mapel IPA dan IPS.
•SMA, mapel WAJIB,
PEMINATAN, PENDALAMAN.
•Penilaian menggunaman 3
ranah, AFEKTIF, PSIKOMOTORIK dan KOGNITIF. Khusus untuk jenjang SD selain menggunakan Tematik Terpadu /tematik integratif, juga ditekankan menggunakan pendekatan Scientific, yang memuat aktifitas:
Amati
Tanya
Menalar
Coba
Presentasi
Terkait dengan penerapan Kurikulum 2013 tersebut, pemerintah
menekankan penggunaan tematik terpadu
dalam pembelajaran di sekolah dasar, dan pendekatan saintifik dalam
proses pembelajarannya untuk
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga ranah
kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang
berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas“ menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas“
mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta.
Keterampilan diperoleh melalui aktivitas“ mengamati, menanya, mencoba, menalar,
menyaji, dan mencipta”. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific),
tematik terpadu perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry learning). Sedangkan untuk mendorong kemampuan
peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun
kelompok maka disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah(project based learning). Dalam konteks pembelajaran di kelas yang
menerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja dalam tim untuk
memecahkan masalah dunia nyata.
Pendekatan scientific dalam Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan, sehingga Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi, dan Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar