Minggu, 27 September 2015

CERIA PANDU ATHFAL


CERIA PANDU ATHFAL

I. PENDAHULUAN.

              Upaya mencapai tujuan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan diperlukan usaha dan kegiatan untuk membangkitkan semangat dan kemampuan peserta didik pandu athfal. Dalam upaya membangkitkan semangat dan kemampuan pandu athfal diperlukan penanaman aqidah tauhid, ibadah dan taat kepada Allah SWT. Kesadaran bahwa berbuat kebajikan itu memerlukan pembiasaan, dan yang tidak baik itu jangan dicoba. Kesadaran bahwa hidup didunia ini harus bersaudara/ukhuwah sesama manusia, sekeluarga,sesuku, sebangsa dan setanah air, sesama penganut agama, dan seiman dalam satu agama. Dalam upaya mewujudkan hamba Allah yang sadar akan kedudukan dan fungsinya, maka pembinaannya harus dilakukan sejak dini. 
Allah menyatakan : bahwa setiap diri dan keluarga harus dijaga dari ancaman neraka (Q.S.66 : 6)

II. PENGERTIAN.
               Ceria Pandu Athfal, merupakan pertemuan para pandu athfal untuk melaksanakan kegiatan bersama antar rumpun dalam beberapa qobilah, bentuk kegiatan dipilih sesuai dengan perkembangan, keperluan dan keadaan peserta didik, persyarikatan dan masyarakat, sehingga memberikan aneka ragam / variasi latihan berkala dalam rumpun athfal, membina ukhuwah yang baik antara pandu Hizbul Wathan dengan persyarikatan dan masyarakat luas. Memberikan  manfaat tukar menukar pengetahuan, pengalaman, kecakapan dan ketrampilan pandu athfal, selain itu sebagai bahan evaluasi bagi para pemimpin dan pelatih pandu athfal.
Penyelenggaraan Ceria Pandu Athfal memiliki spesifikasi secara terpisah antara pandu putra dan pandu putri, namun dalam hal tertentu penyelenggaraan dapat bersama-sama dengan kekhasan yang tetap terjaga. 
Pola kegiatan dapat diselenggarakan di tingkat ranting, cabang, daerah dan pertemuan khusus semua pandu athfal. Diharapkan adanya kegiatan ini semoga jiwa pandu sesuai dengan kode kehormatan pandu Hizbul Wathan. 
Bentuk kegiatannya dapat berupa :
  1. perkemahan siang (maksimal sampai waktu maghrib), tidak bermalam
  2. permainan bersama
  3. bazaar
  4. rekreasi
  5. ketangkasan dan ketrampilan
  6. karnaval
  7. pentas seni
  8. ibadah praktis
  9. rihlah
Kegiatan bersifat dinamis, persaudaraan dan perdamaian, riang gembira, normatif, fastabiqul khairat (tidak mencari kejuaraan), da'wah Islamiyah, dan kegiatan mengarah kepada pembentukan insan kamil, dengan menggunakan rambu-rambu SKT dan SKP, menggunakan motto : belajar, berlatih, bekerja, ibadah dan ihsan kepada sesama.
Prinsip dasar, metode pendidikan dan kode kehormatan digunakan sebagai standar evaluasi dan penilaian, agar kegiatan menyenangkan maka perlu direka dalam bentuk cerita, nyanyian dan permainan yang sederhana, mudah dipahami, mudah dilaksanakan dan berkesan.


sumber : Ceria Pandu Athfal, Kpanduan Hizbul Wathan,  seri : 04.17,
                Bidang Diklat Kwartir Pusat HW,
                Pusat Pengadaan Perlengkapan HW, Yogyakarta,
                Juli 2013. 




Tidak ada komentar:

obah ojo owah

 obah ojo owah tiga kata bahasa jawa tersirat berbagai makna. obah dimaksudkan bergerak. ojo bisa larangan, rambu2 waspada dan himbauan. owa...