Jumat, 31 Mei 2013

7 habbit

7 habbit, spirit remaja sebagai upaya membangun akhlak mulia siswa.
           Kemajuan bangsa dipengaruhi oleh akhlak bangsa tersebut. Bangsa yang menjunjung tinggi dan membiasakan akhlak mulia diikuti dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi akan berpotensi menjadi bangsa yang maju, diperhitungkan dalam kancah dunia. Pembangunan pendidikan nasional merupakan upaya untuk membentuk manusia unggul yang berakhlak mulia.
Dalam kehidupan sehari-hari, akhlak mulia terlihat dari perilaku, sikap, perbuatan, adab sopan santun seseorang. Perilaku akhlak mulia pada siswa hendaknya menjadi perilaku sehari-hari, tidak hanya muncul pada saat bulan puasa saja, atau bersifat simbolis. Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah rumah/keluarga mempunya tugas dan peran dalam pembinaan akhlak mulia.Untuk mewujudkan proses perwujudan akhlak mulia bagi siswa, dalam undang-undang dasar RI tahun 1945 pasal 31 ayat (3) disebutkan: "pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa."
Amanat tersebut dioperasionalkan dalam undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003, bab III pasal 3 menyebutkan: "pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis, serta bertanggung jawab."
Dalam permendiknas nomor 39 tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan disebutkan bahwa tujuan pembinaan kesiswaan antara lain adalah "menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak azasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (civil society)."

karakteristik siswa sekolah menengah pertama,
          Siswa sekolah menengah pertama berada pada tahapan perkembangan remaja awal. Masa remaja merupakan masa peralihan dari keadaan kurang matang yaitu masa kanak-kanak ke arah kematangan pribadi sebagai orang dewasa. Masa ini ditandai oleh berbagai perubahan, terutama fisik, kognitif, sosial,  emosional dan moral.
1. perubahan fisik.
Masa remaja diawali dengan adanya perubahan pubertas, yaitu masa ketika seorang anak mencapai kematangan seksual dan memiliki kemampuan reproduksi serta perkembangan karakteristik seks sekunder. Perkembangan seks primer terjadi ketika organ seksual remaja sudah dapat memproduksi hormon-hormon seksualnya, sehingga pada remaja laki-laki yang muali memproduksi hormon testosteron serta mulai mengalami ejakulasi. Pada remaja perempuan, perubahan ditandai dengan dimulai diproduksinya hormon estrogen, sehingga remaja perempuan mulai mengalami menstruasi. Perubahan bilogis ini diikuti dengan perubahan fisik seperti pertambahan berat badan, tinggi badan dan perubahan postur tubuh. Secara spesifik remaja putri mulai terjadi perubahan pada pinggul dan payudara, sedangkan pada remaja putra mulai bertambah besarnya otot-otot tubuh, serta suara yang mulai berubah.Hal ini menyebabkan banyak remaja merasa kurang nyaman dengan bentuk tubuhnya dan hal ini membuat mereka merasa kikuk. Perubahan fisik ini sedikit banyak berpengaruh terhadap segi psikologis remaja. 
2. Perubahan kognitif.
Pada masa ini remaja mulai mengembangkan cara berfikirnya dan mereka berada pada tahapan formal operasional. Mereka tidak lagi berfikir secara konkrit seperti ketika masih kanak-kanak, melainkan mulai menginterpretasikan hal-hal yang diterima dari lingkungannya dan mulai mampu berpikir hipotetis, yang kemudian mempengaruhinya dalam memikirkan mengenai dirinya, hubungan sosialnya dan dunia sekelilingnya. Hal ini pula yang membuat remaja muali dapat membayangkan akibat-akibat dari perbuatannya serta membuat perencanaan serta memecahkan masalah yang ada. Remaja juga bisa memikirkan konsep yang hanya memiliki dasar realitas yang sedikit atau tidak ada sama sekali dasar realitasnya, konsep-konsep yang bersifat abstrak, hipotesisi atau berlawanan dengan fakta yang ada. Kemampuan-kemampuan ini penting untuk melakukan penalaran yang sifatnya lebih sulit atau lebih membutuhkan pemikiran yang lebih tinggi, serta memformulasikan dan menguji hipotesa.
3. Perubahan sosial, emosional dan moral,
Masa remaja adalah masa mencari jati diri. Remaja perlu untuk mengorganisasikan minat, keinginan serta kemampuan yang dimilikinya. Peran teman sebaya sangatlah besar dan waktu yang dimilikinya lebih banyak dihabiskan bersama-sama teman-temannya. Dukungan sosial diperoleh remaja melalui pergaulannya dan hal ini penting agar mereka berhasil melewati masa transisi ini. Pertanyaan yang sering muncul adalah pertanyaan "Siapakah Saya", pencarian identitas ini ditandai oleh adanya krisis identitas. Karena remaja menghadapi perubahan fisik, seksual dan kognitif, ditambah dengan harapan yang tinggi dari orang dewasa, serta tekanan teman sebaya, membuat remaja merasa tidak aman dan tidak nyaman dengan dirinya sendiri. Ketrampilan sosial berkembang dalam konteks remaja ketika ia berinteraksi dengan orang lain, terutama dengan teman sebaya. Percakapan mengenai topik-topik kontroversial dan isu-isu moral membantu sisiwa melihat berbagai hal dari berbagai sudut pandang dan menciptakan disekuilibrium yang selanjutnya mengembangkan cara berfikir remaja tersebut. Lingkungan yang hangat dan suportif juga akan sangat membantu mengembangkan konsep diri serta harga dirinya. adanya umpan balik yang positif sangatlah berguna untuk perkembangan konsep diri dan harga diri remaja. 
Dari sudut moral remaja berada pada tahapan penalaran moral konvensional, yang membuat ia berusaha menyesuaikan diri dan memerankan diri sebagai warga negara yang baik. Akibatnya, remaja memiliki keinginan untuk mengikuti aturan yang ada di masyarakat. Perkembangan moral pada tahap ini mulai berkembang, sejalan dengan perkembangan berfikirnya, yaitu begitu dimulainya tahap berfikir formal operasional.

Spirit Remaja
 Remaja memang masa yang teramat indah,remaja menyimpan banyak obsesi, remaja penuh gejolak yang mewarnai diri, emosi, cemburu, rasa ingin tahu, selalu muncul diusia remaja. Ketika remaja salah didalam membingkai semua kendali diri, maka sungguh akan merugi. Sebaliknya, remaja yang bias membingkai semua gejolah diri dalam bingkai kemuliaan, maka akan menjadi remaja masa depan yang siap membangun dan tampil sebagai generasi yang mencerahkan.

Hidup harus memilih,
Pada hakekatnya manusia selalu ingin melakukan aktivitas, selalu ingin bergerak, selalu ingin melakukan kegiatan. Lebih-lebih bagi kaum remaja yang memiliki potensi untuk senantiasa mencari identitas diri, tidak akan berhenti untuk beraktifitas dalam rangka pencarian jati diri. Pada saat itulah dua hal yang senantiasa menjadi pilihan bagi remaja. Kadang aktivitas yang dilakukan itu dikendalikan oleh nilai-nilai kebaikan, tetapi tidak jarang justru nilai-nilai "syaithoniyah" yang menjadi perangkap dalam agenda harian. Itulah pilihan hidup yang harus dijalani, semua telah memiliki resiko masing-masing. Ada remaja yang selalu mengisi agenda kegiatannya dengan memandang masa depan sebagai target sasaran kebahagiaan. Ada pula yang berpandangan mengisi masa remajanya dengan penuh suka cita tanpa cita-cita. Mereka hanya larut pada kebahagiaan sesaat, kebahagiaan semu yang hanya akan menghancurkan masa depannya sendiri.
       
wahai remaja, anda berhak memilih,
jalan mana yang hendak ditempuh
jalan kekanan atau kekiri,
jalan menurun atau mendaki
jalan hitam dengan bujukan syaithon
ataukah
jalan putih dengan petunjuk rahmat illahi
anda punya hak untuk memilih
anda punya hak untuk memutuskan
tapi 
perlu anda renungkan, bahwa semua membawa resiko
kebahagiaan dunia semu adanya
sedangkan 
kebahagiaan akhirat kekal tanpa batas

Problem  yang terjadi pada anak seringkali karena tidak tahu. Banyak anak yang belum tahu resiko yang dilakukan atau yang diucapkan. Apa akibatnya ketika berperilaku yang tidak baik? kebanyakan mereka hanya ikut-ikutan. Saat ini banyak anak yang kehilangan figur. Kepada siapa mereka harus menemukan model. ketika di rumah, orangtua sibuk dengan urusannya sendiri. Komunikasi yang dibangun tidak begitu efektif. Anak-anak lebih banyak berkomunikasi dengan teman bahkan lebih parahnya banyak anak yang suka berkomunikasi dengan benda-benda mati. Begitu juga di sekolah, anak-anak belum menemukan model yang diharapkan dari gurunya. Model yang cukup mengena bagi anak-anak adalah model yang di TV. Kini TV menjadi virus yang begitu cepat merasuk ke anak-anak. Ironisnya masih banyak orang tua yang lebih nyaman ketika anaknya berkomunikasi dengan TV. Agar anak-anak mengerti dan memahmi perilaku yang baik, maka perlu ada penjelasan sejak dini. Anak-anak lebih suka diberi alternatif, diajak untuk berdiskusi daripada dilarang dengan kata-kata negatif "jangan" atau kata-kata larangan lainnya. anak-anak akan memilih resiko yang perlu dijelaskan. Ketika mereka memahami yang baik dan yang buruk, maka akan mengambil keputusan untuk memilih yang baik. Untuk itulah berikan alasan kepada anak-anak kita, mengapa harus berakhlak mulia? kita tidak bisa hanya memberikan larangan-larangan kepada mereka, sebaiknya memberikan alasan dampak dari perilaku yang dilakukan saat ini. Lebih bagus lagi jika orang tua atau guru memberikan keteladanan. kta "keteladanan" menjadi kata kunci yang cukup efektif dalam penbentukan karakter anak, disekolah memberikan keteladanan, di rumah orang tua memberikan keteladanan.

pesan-pesan:
"jika kamu berbuat baik, maka perbuatan baik itu untuk dirimu sendiri,
 jika kamu berbuat jahat, maka perbuatan jahat itu untuk dirimu sendiri"

kata-kata memiliki kekuatan yang dahsyat, maka perlu:
membiasakan dengan kata-kata positif
memperbanyak kata syukur
menghindari kata-kata negatif
menjauhkan keluhan ketika menghadapi masalah
menyemangati diri dengan kata-kata mativasi

waktu ibarat pedang
jika tidak bisa menggunakan 
waktu dengan baik
maka
akan memenggal leher sendiri 
(ali bin abi tholib)

orang kuat 
bukanlah 
orang yang pandai gulat
orang yang kuat 
adalah orang yang bisa 
mengendalikan diri ketika marah
(hadits)

Kita disini
bukan untuk bersaing
kita ada disini
untuk saling melengkapi
(bill mc cartney)
                

Tidak ada komentar:

obah ojo owah

 obah ojo owah tiga kata bahasa jawa tersirat berbagai makna. obah dimaksudkan bergerak. ojo bisa larangan, rambu2 waspada dan himbauan. owa...